Selasa, 09 September 2008

Mempunyai anak adalah prioritas bagi banyak perempuan HIV-positif

Oleh: Tim Horn, aidsmeds.com Tgl. laporan: 7 Agustus 2008

Perempuan HIV-positif dalam jumlah yang bermakna yang disurvei dalam penelitian di Universitas Johns Hopkins, berpendapat bahwa dapat diterima apabila perempuan yang hidup dengan HIV menjadi hamil, dengan separuh peserta melaporkan bahwa mereka berniat memulai atau tetap mendapatkan anak. Hal ini dilaporkan pada peneliti pada International AIDS Conference ke-17 di Meksiko. Tetapi banyak perempuan tidak menyadari bahwa terapi antiretroviral (ART), apabila dipakai selama kehamilan dan kelahiran, dapat secara bermakna mengurangi risiko penularan HIV pada bayi..
ART bermanfaat untuk memperpanjang hidup, dan bila dipakai selama kehamilan dan kelahiran adalah efektif untuk mencegah penularan HIV dari-ibu-ke-bayi (MTCT). Oleh karena itu, melahirkan anak di antara ibu yang hidup dengan HIV sangat dipertimbangkan sebagai kemungkinan medis dan etika. Namun, baru sedikit yang diketahui tentang sikap atau pengetahuan mengenai MTCT di antara perempuan HIV-positif yang dalam usia subur.
Untuk meneliti hal ini, para peneliti John Hopkins melakukan survei terhadap 181 perempuan HIV-positif yang dirawat di salah satu dari dua klinik di Baltimore. Usia rata-rata peserta adalah 32 tahun, dengan 26% di bawah 30 tahun. Kurang lebih 94% adalah berkulit hitam. Sebagai tambahan, 65% sudah memiliki paling sedikit satu anak, 65% lajang, dan 67% penerima santunan pemerintah.
Sehubungan dengan pandangan mereka tentang kehamilan dan melahirkan anak, 68% mengatakan bahwa dapat diterima apabila perempuan HIV-positif menjadi hamil. Delapan puluh lima persen mengatakan bahwa dapat diterima apabila perempuan HIV-positif mengadopsi anak. Tingkat penerimaan terbesar, para peneliti melaporkan, adalah di antara peserta survei yang paling muda.
Persentase perempuan yang lebih tinggi, khususnya yang di bawah 30 tahun, ingin – dan merencanakan – memiliki anak atau ingin mendapatkan anak lagi. Di antara peserta survei, 48% ingin memiliki anak dan 44% berencana punya anak. Di antara perempuan yang di bawah 30 tahun, 67% ingin memiliki anak dan berencana punya anak atau terus memiliki anak. Sedangkan pada perempuan yang di atas 30 tahun, 36% ingin memiliki anak dan 28% berencana punya anak atau terus memiliki anak.
Enam puluh tujuh persen perempuan yang disurvei mengatakan bahwa sudah membahas masalah kehamilan dan kelahiran dengan dokternya. Tetapi, tidak jelas pada laporan tentang persentase perempuan yang sudah memiliki anak – sehingga menerima perawatan dan konseling kehamilan, sejak terinfeksi HIV. Tetapi banyak (64%), yang melaporkan bahwa merekalah yang mulai membahas masalah ini dengan dokternya.
Sebagian besar perempuan – 62% – terlalu membesar-besarkan risiko penularan HIV pada bayi selama kehamilan dan kelahiran. Dengan perawatan yang sesuai dan ART yang menekan viral load ke tingkat tidak terdeteksi, risiko penularan HIV adalah 1-2%. Perempuan dalam penelitian ini, rata-rata memperkirakan risikonya sebesar 18%.
Kurang lebih 62 % perempuan dalam penelitian ini membesar-besarkan risiko. Lima belas persen menyediakan perkiraan secara tepat. Dua puluh tiga persen, para peneliti melaporkan, meremehkan risiko, berpendapat bahwa tidak ada risiko apabila perempuan menerima ART.
Temuan ini, para penulis menyimpulkan, memberi kesan bahwa para dokter sebaiknya membahas tentang perencanaan mempunyai anak, pembuahan dan kehamilan dengan seluruh perempuan HIV-positif.
Artikel asli: Having Children a Priority for Many Positive Women
http://spiritia.or.id/news/bacanews.php?nwno=0974

2 komentar:

FORUM DEIYAINEWS mengatakan...

BELIAU SELAMAT MENJALANKAN AKTIFITAS SEBUAH TUJUAN YANG MEMBUTUHKANNYA UNTUK MANUSIA AKAN MELEPASKAN DARI VIRUS MEMBAHAYAKAN MEMBAWA KE MAUT.

VIRUS YANG BERNAMA :

HIV & AIDS

DARI KAMI REDAKSI INFO PENOLAKAN PENUNDA PEMEKRAN KABUPATEN DEIYAI/WAIYAI AKAN DI RENCANAKAN ITU

INI KAMI PUNYA EMAIL DAN BLOK :

http://www.infodeiyai.blogspot.com/

email kami : infodeiyai@yahoo.com

SALAM SUKSES SELALU

FORUM DEIYAINEWS mengatakan...

Alasan tolak tunda pemekaran kab. deiyai, adalah bukan mempermainkan dan memperberatkan kepada tim pelobi bersama pemerintah kabu. paniai. namun hal itu mempertimbangkan segala serba kehidupan manusia mee dan pada khususnya mengingat daerah wilayahnya tidak cocok menduduki kabupatena. namun itulah di mimbar politik mahasiswa menolak dan menunda isu pemekran ini pada sementara waktunya. kebelanjutan akan menyiapkan dan menetapkan apa dan bagaimana seluk-beluk kehidupan pada manusia mee yang sudah mendasar itu.

oleh sebab itu, pemekran kabb. deiyai harap di tolak dan di tiadakan tunda. ada waktunya untuk mekarkan kabupaten baru tersebut, demikian harap maklum; terimakasih!!!